Saat anda melakukan langkah-langkah yang terdapat di dalam teknik ini, periksa kembali teknik sebelumnya dan dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda.
Harap diingat juga bahwa kamera digital anda mungkin tidak memiliki satu atau beberapa setting yang disinggung dalam teknik ini. Selain itu, kamera digital anda mungkin punya beberapa setting bermanfaat yang tidak disebutkan disini.
Langkah 1. Setting Tanggal dan Waktu.Setiap kali memotret dengan kamera digital, maka sebuah file image akan ditulis dan disimpan di media penyimpanan yang ada di dalam kamera digital anda. File ini mengandung "photo,"beserta dengan metadata-nya.
Metadata adalah sebuah istilah yang berarti data atau informasi mengenai photo tersebut. Vendor kamera digital umumnya menuliskan data ini sesuai standard, yaitu menggunakan format EXIF.
Selain data waktu dan tanggal, kamera digital umumnya juga menuliskan puluhan setting yang digunakan pada masing-masing photo. Misalnya data mengenai f-stop, shutter speed, exposure mode, apakah anda menggunakan flash atau tidak, dan berbagai informasi lain.
Data-data EXIF juga bermanfaat saat anda mulai mengatur koleksi photo-photo digital menggunakan aplikasi manajemen misalnya,
Cerious Software's ThumbsPlus, atau
ACD System's ACDSee.
Dengan setting waktu dan tanggal yang akurat, itu juga akan sangat membantu anda saat ingin menyortir semua photo menurut waktu dan tanggal pemotretannya.
Langkah 2. Tentukan Resolusi Image.Dalam photography digital, anda bukan cuma diberikan pilihan yang menyangkut shutter speed dan aperture size, tapi juga anda harus memilih sejumlah setting yang menentukan ukuran file dan kualitas image.
Lima faktor yang menentukan ukuran image adalah resolusi, format, level compressi, setting ISO, dan subjek. Dan anda diberikan kebebasan untuk mengontrol empat faktor pertama dari kelima faktor tersebut.
Hampir semua kamera digital menawarkan setting resolusi image yang bisa diubah-ubah, tapi pertanyaannya adalah, resolusi mana yang seharusnya anda pilih?
Jawabannya adalah, tergantung sepenuhnya pada apa yang ingin anda lakukan terhadap image tersebut, seberapa besar kapasitas penyimpanan dari kamera digital anda, dan seberapa penting kualitas image bagi anda.
Resolusi image, akan menentukan ukuran file dari image. Semakin tinggi resolusinya, maka semakin besar ukuran file-nya, berarti semakin banyak pula ruang penyimpanan yang dibutuhkan untuk image di kamera digital. Sebaliknya, semakin rendah resolusi, semakin kecil ukuran file dan ruang yang dibutuhkan untuk menyimpannya.
Setting resolusi image, biasanya dilakukan melalui menu di layar LCD, atau tombol.
Langkah 3. Tentukan Format File.Tergantung model kamera digital yang anda gunakan, biasanya anda diberi kebebasan untuk memilih antara dua format file atau lebih. Tiga jenis format dasar yang umumnya disediakan oleh kamera digital adalah: .jpg, .tif, atau raw.
Format yang paling sering digunakan adalah .jpg, yang merupakan format compressi. Format raw adalah format file yang unik untuk masing-masing vendor, misalnya Nikon menggunakan format .nef, atau Canon yang menggunakan format .crw. Keduanya juga adalah format file yang dikompresi.
Tidak seperti format non-raw, dimana image diambil dan kamera digital akan memprosesnya agar mendapat hasil yang optimal, sebuah file image dengan format raw akan ditulis ke media penyimpanan seperti apa yang ditangkap oleh sensor, tanpa pemrosesan tambahan.
Kelebihan dari file raw ini adalah anda bisa menggunakannya dengan software khusus untuk mengubah berbagai parameter dari image asli, misalnya parameter white balance, contrast, sharpening, saturation, dan seterusnya.
Karena format .nef dan .crw juga memiliki kelebihan yang dimiliki oleh file yang dikompres, berarti file ini membutuhkan space yang lebih kecil dibanding format yang tidak dikompres, misalnya .tif yang merupakan format uncompress yang umum digunakan oleh kamera digital.
Saat anda ingin memaksimalkan kualitas image, dan punya ruang penyimpanan yang cukup, pilih format .tif atau raw jika ada. Selain dikompres, format raw menggunakan 16-bit, jadi bukan 8-bit, yang berarti file ini bisa menyimpan informasi lebih banyak.
Kelemahannya adalah anda mungkin perlu software khusus untuk mengkonvertnya agar bisa dilihat menggunakan aplikasi lain. Selain itu, ukurannya juga akan sangat besar.
Jadi, pilihlah format .jpg kecuali jika anda ingin mendapat kualitas yang sebaik mungkin dari kamera digital anda, dan anda berencana untuk menggunakannya pada software image editor untuk mengedit file .tif atau raw.
Langkah 4. Tentukan Level Kompresi.Jika anda memilih format .jpg pada langkah 3, maka anda mungkin ingin memeriksa untuk melihat apakah kamera digital anda mengijinkan anda untuk memilih level kompresi yang berbeda. Saat level kompresi meningkat, maka ukuran file-nya berkurang, dan kualitas image-nya juga dikurangi.
Langkah 5. Tentukan ISO Sensitivity.Selain shutter speed dan f-stop, variable ketiga yang menentukan intensitas cahaya yang menyentuh image sensor (sama dengan film pada kamera tradisional) adalah ISO setting.
Dulu, ISO setting dikenal sebagai ASA film speed. Dan saat ini, anda masih bisa membeli film yang punya ISO (atau ASA) rating mulai dari 50 sampai 800, atau bahkan 1.600 atau 3.200. Semakin tinggi ISO ratingnya, maka semakin sensitif image senser terhadap cahaya.
Mengubah sensitivitas ISO itu seperti mengubah setting-setting lain pada kamera digital, dimana masing-masing setting akan menawarkan kekurangan dan kelebihan. Sebagian kelemahan dan kelebihan ini mungkin anda sukai, dan sebagian lain tidak anda sukai.
Semakin rendah ISO sensitivity-nya (50 atau 100), maka semakin sedikit digital noise yang anda dapat. Semakin tinggi rating ISO-nya, maka semakin banyak digital noise yang anda dapat.
Untuk menentukan setting ISO yang ingin anda pilih, bisa dengan mengajukan pertanyaan berikut ini:
- Apakah anda ingin menghindari digital noise?
- Apakah subjek photo punya cahaya yang cukup?
- Berapa banyak digital noise yang dihasilkan oleh kamera digital anda pada setting ISO yang berbeda?
- Bisakah anda memotret tanpa menggerakkan kamera untuk menghindari blurring, atau malah sebaliknya, anda menginginkan efek blurring?
Setelah menjawab pertanyaan diatas, maka anda akan tahu setting ISO mana yang akan digunakan.
Langkah 6. Aktifkan Fitur Penomoran File.Penomoran file secara otomatis adalah salah satu fitur yang ditawarkan oleh banyak kamera digital. Anda akan tahu betapa berharganya fitur ini setelah anda mulai menyimpan dan mengarsipkan photo digital anda.
Jika anda bisa memilih, aktifkan fitur ini. Saat fitur ini aktif, maka file-file image akan disusun menurut urutannya, bahkan saat anda menukar media penyimpan photo digital yang sudah penuh dengan yang masih kosong. Sebab, kamera digital akan mengingat nomor dari photo terakhir.
Jika anda tidak memiliki fitur ini, atau tidak mengaktifkannya, maka anda akan memiliki file-file dengan nama yang sama persis. Hingga setiap kali anda memindahkan photo dari kamera digital ke komputer, maka kamera digital akan mengulang lagi dari angka 1.
Itu berarti anda harus mengubah nama file jika anda ingin menempatkannya pada folder yang sama dengan file lain yang mempunyai nama sama. Selain itu, penomoran file juga memudahkan anda untuk melacak photo-photo anda.
Langkah 7. Tentukan Ketajaman dan ke Kontrasan Image.Tidak seperti photo analog atau tradisional, photo digital itu lebih berhubungan dengan tingkat "kehalusan" dari pada tingkat "ketajaman," karena imagenya diwakili oleh pixel-pixel atau titik-titik.
Tapi itu tidak masalah karena anda bisa tetap mempertajam image dan meningkatkan kekontrasannya dengan berbagai cara.
Anda bisa menajamkan image dengan mengeditnya menggunakan image editor misal Adobe Photoshop. Atau jika kamera digital anda mempunyai fitur "in-camera sharpening process," maka anda bisa mengaktifkannya untuk meningkatkan persepsi bahwa sebuah image itu tajam. Demikian juga jika kamera digital anda mempunyai fitur "in-camera contrast."
Tapi sebelum menggunakan fitur-fitur ini, anda perlu berhati-hati dengan mempertimbangkan seberapa sering anda akan menggunakan photo tersebut, dan lakukan eksperimen sebelum anda menggunakannya untuk memotret event-event yang penting.
Jika anda tidak berencana untuk menggunakan image editor, maka anda akan tahu bahwa kedua fitur ini akan sangat membantu saat anda ingin mencetak. Sebaliknya, jika anda berencana untuk mengeditnya, maka sebaiknya menonaktifkan fitur-fitur ini.
Langkah 8. Format Media Penyimpan Photo Digital.Selain melakukan setting-setting diatas, anda juga mungkin perlu memformat media penyimpanan dari kamera digital anda, untuk menghapus semua photo yang masih tersisa.
Jika anda menggunakan digital photo storage media reader untuk mendownload photo ke komputer, maka media card anda akan tampil sebagai "hard drive" tambahan pada sistem operasi dikomputer anda. Ini berarti bahwa anda bisa mengubah nama dari sebuah folder atau image, menghapus atau menambahkan file, atau bahkan memformat photo storage media card melalui komputer.
Akan tetapi, jika anda menggunakan komputer untuk menambahkan, mengubah, atau menghapus file-file yang ada di photo storage media card, maka kamera digital anda mungkin jadi tidak bisa mengenali atau mengubah file-file ini, atau bahkan tidak bisa membaca dan menulis media penyimpanan.
Karena itulah, setelah mendownload semua photo ke komputer, sebaiknya anda memformat photo storage media card dengan kamera digital. Pilih Format pada menu di kamera digital, untuk memastikan bahwa kamera digital bisa mengakses semua space yang ada di dalam media penyimpanan.