Selasa, 30 Oktober 2012

Teknik Menggunakan Kamera Digital



Kamera digital itu punya dua sisi yang saling berlawanan. Di satu sisi, kamera digital menawarkan banyak kemudahan, namun disisi lain, kamera digital juga menawarkan berbagai fitur canggih yang rumit dan sulit untuk dipahami.

Meski cukup rumit, namun, bukan berarti fitur-fitur tersebut tidak bisa dipelajari. Dan jika kita tahu cara menggunakannya dengan efektif, maka fitur-fitur tersebut akan sangat membantu untuk menghasilkan photo-photo yang luar biasa.

Bagaimana cara anda memotret saat ini?

Apakah anda biasanya memotret menggunakan mode automatis?

Apakah anda tahu dan sering memanfaatkan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh kamera digital anda?

Apakah anda benar-benar paham hubungan antara setting ISO, f-stop, dan shutter speed?

Apakah anda mengubah setting pemotretan menurut objek yang ingin anda photo?

Apakah anda memanfaatkan berbagai penyetelan mode, mengubah focal point, atau menggunakan exposure lock?

Jika tidak, maka anda akan senang saat mengetahui bahwa skill anda telah meningkat setelah membaca dan mempraktekkan 50 teknik kamera digital dibawah ini:

Teknik 1. Pelajari Kamera Digital Anda

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan anda untuk menghasilkan photo, yaitu: fitur-fitur yang dimiliki oleh kamera digital anda, kapan anda menggunakannya, dan bagaimana cara anda menggunakannya.

Ketiganya adalah hal-hal yang penting untuk dipelajari jika anda ingin meningkatkan kemampuan photography anda.

Untuk meningkatkan kemampuan anda dalam ketiga faktor tersebut, berikut ini langkah-langkah yang bisa anda lakukan:

Langkah 1. Pelajari atau Baca Sekilas Manualnya.

Para pengguna kamera digital, umumnya tetap mampu menghasilkan photo yang bagus meski mereka tidak pernah membaca manual yang disertakan. Memang tidak jadi masalah anda jika tidak mau membaca dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital yang anda beli.

Namun, itu mungkin akan menyebabkan anda jadi tidak tahu dan tidak bisa memanfaatkan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh kamera digital anda. Membaca manual, bukan cuma membantu anda untuk lebih menikmati kamera digital anda, tapi juga meningkatkan skill photography anda.

Langkah 2. Photo Beberapa Objek.

Setelah membaca dan memahami dokumentasi yang disertakan bersama kamera, photo beberapa objek yang ada disekitar anda. Misalnya kaki anda, hewan peliharaan, buku dan rak buku, atau orang-orang yang sedang lewat.

Cobalah untuk menggunakan beberapa setting yang berbeda. Ubah melalui menu yang terdapat di dalam monitor LCD. Gunakan built-in flash jika ada. Jika anda berada di dalam ruangan, keluarlah dan photo beberapa objek.


Kamera digital itu punya dua sisi yang saling berlawanan. Di satu sisi, kamera digital menawarkan banyak kemudahan, namun disisi lain, kamera digital juga menawarkan berbagai fitur canggih yang rumit dan sulit untuk dipahami.

Meski cukup rumit, namun, bukan berarti fitur-fitur tersebut tidak bisa dipelajari. Dan jika kita tahu cara menggunakannya dengan efektif, maka fitur-fitur tersebut akan sangat membantu untuk menghasilkan photo-photo yang luar biasa.

Bagaimana cara anda memotret saat ini?

Apakah anda biasanya memotret menggunakan mode automatis?

Apakah anda tahu dan sering memanfaatkan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh kamera digital anda?

Apakah anda benar-benar paham hubungan antara setting ISO, f-stop, dan shutter speed?

Apakah anda mengubah setting pemotretan menurut objek yang ingin anda photo?

Apakah anda memanfaatkan berbagai penyetelan mode, mengubah focal point, atau menggunakan exposure lock?

Jika tidak, maka anda akan senang saat mengetahui bahwa skill anda telah meningkat setelah membaca dan mempraktekkan 50 teknik kamera digital dibawah ini:

Teknik 1. Pelajari Kamera Digital Anda

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan anda untuk menghasilkan photo, yaitu: fitur-fitur yang dimiliki oleh kamera digital anda, kapan anda menggunakannya, dan bagaimana cara anda menggunakannya.

Ketiganya adalah hal-hal yang penting untuk dipelajari jika anda ingin meningkatkan kemampuan photography anda.

Untuk meningkatkan kemampuan anda dalam ketiga faktor tersebut, berikut ini langkah-langkah yang bisa anda lakukan:

Langkah 1. Pelajari atau Baca Sekilas Manualnya.

Para pengguna kamera digital, umumnya tetap mampu menghasilkan photo yang bagus meski mereka tidak pernah membaca manual yang disertakan. Memang tidak jadi masalah anda jika tidak mau membaca dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital yang anda beli.

Namun, itu mungkin akan menyebabkan anda jadi tidak tahu dan tidak bisa memanfaatkan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh kamera digital anda. Membaca manual, bukan cuma membantu anda untuk lebih menikmati kamera digital anda, tapi juga meningkatkan skill photography anda.

Langkah 2. Photo Beberapa Objek.

Setelah membaca dan memahami dokumentasi yang disertakan bersama kamera, photo beberapa objek yang ada disekitar anda. Misalnya kaki anda, hewan peliharaan, buku dan rak buku, atau orang-orang yang sedang lewat.

Cobalah untuk menggunakan beberapa setting yang berbeda. Ubah melalui menu yang terdapat di dalam monitor LCD. Gunakan built-in flash jika ada. Jika anda berada di dalam ruangan, keluarlah dan photo beberapa objek.

Langkah 3. Baca Lagi Manualnya.

Yap, kita biasanya enggan untuk membaca manual, apa lagi sampai berulang kali. Tapi anda akan tahu bahwa membiasakan diri untuk membaca manual secara teratur, itu pasti akan sangat membantu.

Saat ini, kamera digital sangatlah kompleks dan kaya dengan fitur. Sehingga, untuk mempelajarinya butuh waktu dan usaha. Meski tujuan anda mungkin bukanlah untuk mempelajari kameranya, namun dengan membaca manual secara sekilas, itu bisa membantu anda untuk memahami fitur-fitur yang sering digunakan.

Teknik 2. Memilih Setting Kualitas Image

Saat anda melakukan langkah-langkah yang terdapat di dalam teknik ini, periksa kembali teknik sebelumnya dan dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda.

Harap diingat juga bahwa kamera digital anda mungkin tidak memiliki satu atau beberapa setting yang disinggung dalam teknik ini. Selain itu, kamera digital anda mungkin punya beberapa setting bermanfaat yang tidak disebutkan disini.

Langkah 1. Setting Tanggal dan Waktu.

Setiap kali memotret dengan kamera digital, maka sebuah file image akan ditulis dan disimpan di media penyimpanan yang ada di dalam kamera digital anda. File ini mengandung "photo,"beserta dengan metadata-nya.

Metadata adalah sebuah istilah yang berarti data atau informasi mengenai photo tersebut. Vendor kamera digital umumnya menuliskan data ini sesuai standard, yaitu menggunakan format EXIF.

Selain data waktu dan tanggal, kamera digital umumnya juga menuliskan puluhan setting yang digunakan pada masing-masing photo. Misalnya data mengenai f-stop, shutter speed, exposure mode, apakah anda menggunakan flash atau tidak, dan berbagai informasi lain.

Data-data EXIF juga bermanfaat saat anda mulai mengatur koleksi photo-photo digital menggunakan aplikasi manajemen misalnya, Cerious Software's ThumbsPlus, atau ACD System's ACDSee.

Dengan setting waktu dan tanggal yang akurat, itu juga akan sangat membantu anda saat ingin menyortir semua photo menurut waktu dan tanggal pemotretannya.

Langkah 2. Tentukan Resolusi Image.

Dalam photography digital, anda bukan cuma diberikan pilihan yang menyangkut shutter speed dan aperture size, tapi juga anda harus memilih sejumlah setting yang menentukan ukuran file dan kualitas image.

Lima faktor yang menentukan ukuran image adalah resolusi, format, level compressi, setting ISO, dan subjek. Dan anda diberikan kebebasan untuk mengontrol empat faktor pertama dari kelima faktor tersebut.

Hampir semua kamera digital menawarkan setting resolusi image yang bisa diubah-ubah, tapi pertanyaannya adalah, resolusi mana yang seharusnya anda pilih?

Jawabannya adalah, tergantung sepenuhnya pada apa yang ingin anda lakukan terhadap image tersebut, seberapa besar kapasitas penyimpanan dari kamera digital anda, dan seberapa penting kualitas image bagi anda.

Resolusi image, akan menentukan ukuran file dari image. Semakin tinggi resolusinya, maka semakin besar ukuran file-nya, berarti semakin banyak pula ruang penyimpanan yang dibutuhkan untuk image di kamera digital. Sebaliknya, semakin rendah resolusi, semakin kecil ukuran file dan ruang yang dibutuhkan untuk menyimpannya.

Setting resolusi image, biasanya dilakukan melalui menu di layar LCD, atau tombol.

Langkah 3. Tentukan Format File.

Tergantung model kamera digital yang anda gunakan, biasanya anda diberi kebebasan untuk memilih antara dua format file atau lebih. Tiga jenis format dasar yang umumnya disediakan oleh kamera digital adalah: .jpg, .tif, atau raw.

Format yang paling sering digunakan adalah .jpg, yang merupakan format compressi. Format raw adalah format file yang unik untuk masing-masing vendor, misalnya Nikon menggunakan format .nef, atau Canon yang menggunakan format .crw. Keduanya juga adalah format file yang dikompresi.

Tidak seperti format non-raw, dimana image diambil dan kamera digital akan memprosesnya agar mendapat hasil yang optimal, sebuah file image dengan format raw akan ditulis ke media penyimpanan seperti apa yang ditangkap oleh sensor, tanpa pemrosesan tambahan.

Kelebihan dari file raw ini adalah anda bisa menggunakannya dengan software khusus untuk mengubah berbagai parameter dari image asli, misalnya parameter white balance, contrast, sharpening, saturation, dan seterusnya.

Karena format .nef dan .crw juga memiliki kelebihan yang dimiliki oleh file yang dikompres, berarti file ini membutuhkan space yang lebih kecil dibanding format yang tidak dikompres, misalnya .tif yang merupakan format uncompress yang umum digunakan oleh kamera digital.

Saat anda ingin memaksimalkan kualitas image, dan punya ruang penyimpanan yang cukup, pilih format .tif atau raw jika ada. Selain dikompres, format raw menggunakan 16-bit, jadi bukan 8-bit, yang berarti file ini bisa menyimpan informasi lebih banyak.

Kelemahannya adalah anda mungkin perlu software khusus untuk mengkonvertnya agar bisa dilihat menggunakan aplikasi lain. Selain itu, ukurannya juga akan sangat besar.
Jadi, pilihlah format .jpg kecuali jika anda ingin mendapat kualitas yang sebaik mungkin dari kamera digital anda, dan anda berencana untuk menggunakannya pada software image editor untuk mengedit file .tif atau raw.

Langkah 4. Tentukan Level Kompresi.

Jika anda memilih format .jpg pada langkah 3, maka anda mungkin ingin memeriksa untuk melihat apakah kamera digital anda mengijinkan anda untuk memilih level kompresi yang berbeda. Saat level kompresi meningkat, maka ukuran file-nya berkurang, dan kualitas image-nya juga dikurangi.

Langkah 5. Tentukan ISO Sensitivity.

Selain shutter speed dan f-stop, variable ketiga yang menentukan intensitas cahaya yang menyentuh image sensor (sama dengan film pada kamera tradisional) adalah ISO setting.

Dulu, ISO setting dikenal sebagai ASA film speed. Dan saat ini, anda masih bisa membeli film yang punya ISO (atau ASA) rating mulai dari 50 sampai 800, atau bahkan 1.600 atau 3.200. Semakin tinggi ISO ratingnya, maka semakin sensitif image senser terhadap cahaya.

Mengubah sensitivitas ISO itu seperti mengubah setting-setting lain pada kamera digital, dimana masing-masing setting akan menawarkan kekurangan dan kelebihan. Sebagian kelemahan dan kelebihan ini mungkin anda sukai, dan sebagian lain tidak anda sukai.

Semakin rendah ISO sensitivity-nya (50 atau 100), maka semakin sedikit digital noise yang anda dapat. Semakin tinggi rating ISO-nya, maka semakin banyak digital noise yang anda dapat.

Untuk menentukan setting ISO yang ingin anda pilih, bisa dengan mengajukan pertanyaan berikut ini:


  1. Apakah anda ingin menghindari digital noise?

  2. Apakah subjek photo punya cahaya yang cukup?

  3. Berapa banyak digital noise yang dihasilkan oleh kamera digital anda pada setting ISO yang berbeda?

  4. Bisakah anda memotret tanpa menggerakkan kamera untuk menghindari blurring, atau malah sebaliknya, anda menginginkan efek blurring?


Setelah menjawab pertanyaan diatas, maka anda akan tahu setting ISO mana yang akan digunakan.

Langkah 6. Aktifkan Fitur Penomoran File.

Penomoran file secara otomatis adalah salah satu fitur yang ditawarkan oleh banyak kamera digital. Anda akan tahu betapa berharganya fitur ini setelah anda mulai menyimpan dan mengarsipkan photo digital anda.

Jika anda bisa memilih, aktifkan fitur ini. Saat fitur ini aktif, maka file-file image akan disusun menurut urutannya, bahkan saat anda menukar media penyimpan photo digital yang sudah penuh dengan yang masih kosong. Sebab, kamera digital akan mengingat nomor dari photo terakhir.

Jika anda tidak memiliki fitur ini, atau tidak mengaktifkannya, maka anda akan memiliki file-file dengan nama yang sama persis. Hingga setiap kali anda memindahkan photo dari kamera digital ke komputer, maka kamera digital akan mengulang lagi dari angka 1.

Itu berarti anda harus mengubah nama file jika anda ingin menempatkannya pada folder yang sama dengan file lain yang mempunyai nama sama. Selain itu, penomoran file juga memudahkan anda untuk melacak photo-photo anda.

Langkah 7. Tentukan Ketajaman dan ke Kontrasan Image.

Tidak seperti photo analog atau tradisional, photo digital itu lebih berhubungan dengan tingkat "kehalusan" dari pada tingkat "ketajaman," karena imagenya diwakili oleh pixel-pixel atau titik-titik.

Tapi itu tidak masalah karena anda bisa tetap mempertajam image dan meningkatkan kekontrasannya dengan berbagai cara.

Anda bisa menajamkan image dengan mengeditnya menggunakan image editor misal Adobe Photoshop. Atau jika kamera digital anda mempunyai fitur "in-camera sharpening process," maka anda bisa mengaktifkannya untuk meningkatkan persepsi bahwa sebuah image itu tajam. Demikian juga jika kamera digital anda mempunyai fitur "in-camera contrast."

Tapi sebelum menggunakan fitur-fitur ini, anda perlu berhati-hati dengan mempertimbangkan seberapa sering anda akan menggunakan photo tersebut, dan lakukan eksperimen sebelum anda menggunakannya untuk memotret event-event yang penting.

Jika anda tidak berencana untuk menggunakan image editor, maka anda akan tahu bahwa kedua fitur ini akan sangat membantu saat anda ingin mencetak. Sebaliknya, jika anda berencana untuk mengeditnya, maka sebaiknya menonaktifkan fitur-fitur ini.

Langkah 8. Format Media Penyimpan Photo Digital.

Selain melakukan setting-setting diatas, anda juga mungkin perlu memformat media penyimpanan dari kamera digital anda, untuk menghapus semua photo yang masih tersisa.

Jika anda menggunakan digital photo storage media reader untuk mendownload photo ke komputer, maka media card anda akan tampil sebagai "hard drive" tambahan pada sistem operasi dikomputer anda. Ini berarti bahwa anda bisa mengubah nama dari sebuah folder atau image, menghapus atau menambahkan file, atau bahkan memformat photo storage media card melalui komputer.

Akan tetapi, jika anda menggunakan komputer untuk menambahkan, mengubah, atau menghapus file-file yang ada di photo storage media card, maka kamera digital anda mungkin jadi tidak bisa mengenali atau mengubah file-file ini, atau bahkan tidak bisa membaca dan menulis media penyimpanan.

Karena itulah, setelah mendownload semua photo ke komputer, sebaiknya anda memformat photo storage media card dengan kamera digital. Pilih Format pada menu di kamera digital, untuk memastikan bahwa kamera digital bisa mengakses semua space yang ada di dalam media penyimpanan.

Teknik 3. Memilih Mode Pemotretan yang Sesuai

Dalam teknik ini, anda akan belajar cara memilih berbagai berbagai mode exposure yang ditawarkan oleh kamera digital, agar bisa mendapatkan photo sesuai dengan yang anda inginkan.

Langkah 1. Tentukan Tujuan.

Sebelum bisa memilih mode exposure, lebih dulu anda harus menentukan dan membayangkan ingin terlihat seperti apa photo anda nantinya. Kedengarannya memang sepele. Tapi sebenarnya, ini adalah sebuah skill yang penting untuk dikuasai. Sebab, semakin menguasainya, semakin baik photo yang akan anda hasilkan.

Namun, jika anda merasa belum menguasainya, jangan khawatir, teruslah membaca dan mencoba.

Semua jenis kamera (digital maupun film) akan mengekspose image sensor atau film-nya dengan cahaya. Cahaya yang masuk ke dalam kamera akan dikontrol dengan tiga cara, yaitu lamanya waktu shutter untuk terbuka, ukuran lensa yang terbuka, dan setting ISO.

Semakin besar lensa yang terbuka, semakin cepat image sensor atau film ter-expose. Sebaliknya, semakin kecil lensa terbuka, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat shutter terbuka agar cahaya dengan intensitas yang sama bisa masuk dan menyentuh sensor atau film.

Ukuran lensa yang terbuka (atau aperture) disebut juga sebagai f-stop. Kamera digital umumnya memiliki f-stop mulai dari f/2.0 sampai f/11.0.

Untuk memahami f-stops bisa sedikit membingungkan, karena angka yang ditunjukkan sebenarnya adalah penyebut dari sebuah bilangan pecahan dengan angka 1 sebagai pembilang.

Dengan kata lain, f/2.0 sebenarnya adalah 1/2.0 (atau 1/2) dan f/8.0 sebenarnya adalah 1/8.0 (atau 1/8). Pecahan ini mewakili ukuran shutter yang terbuka, jadi f/2.0 itu adalah ukuran yang kebih besar dibanding f/8.0.

Saat memikirkan tentang konsep ini, anda mungkin heran kenapa photographer sepertinya sangat peduli dengan kombinasi dari f-stop dan shutter speed yang mereka gunakan.

Mereka peduli karena kombinasi tersebut akan mempengaruhi fokus dari photo yang dihasilkan. Semakin kecil f-stop yang terbuka, maka semakin fokus.

Selain itu, karena semakin kecil f-stop yang terbuka maka semakin lama lensa harus dibuka, maka peluang sebuah image untuk menjadi kabur semakin meningkat jika subjek bergerak selama masa exposure.

Jadi, tujuannya adalah untuk mendapatkan fokus dan tingkat ketajaman yang sesuai dengan cahaya yang tersedia.

Sekarang, anda seharusnya sudah bisa memahami kenapa anda harus lebih dulu memutuskan akan terlihat seperti apa photo anda nantinya. Karena jika tidak, maka anda akan kesulitan untuk memilih setting kamera yang optimal.

Seringkali, banyak bagian dan keterbatasan dari seni photography membuat anda sulit untuk mendapatkan photo yang anda inginkan, dan itulah mengapa sebagian photographer lebih baik dibanding sebagian yang lain. Mereka yang lebih baik, adalah karena mereka yang lebih bisa memvisikan sebuah photo sebelum mengambilnya, dan memilih setting terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Langkah 2. Pilih Antara Mode Exposure Otomatis atau Kreatif.

Dalam usahanya untuk berkompetisi, sekaligus untuk menyediakan kebebasan pada pengguna kamera digital, maka vendor kamera telah membuat berbagai variasi dari berbagai mode exposure. Semua mode ini terbagi dalam empat kategori: otomatis, kreatif, manual, dan spesial.

Saat anda menggunakan mode otomatis, maka kamera digital yang akan memilihkan setting f-stop dan shutter speed untuk anda. Selain memilih f-stop dan shutter speed, sebagian dari mode setting otomatis juga akan mengontrol setting ISO berdasarkan tingkat cahaya atau white balance yang tersedia. Kamera digital anda bahkan bisa mengaktifkan built-in flash jika diperlukan, atau mengatur setting lainnya secara otomatis untuk anda.

Salah satu kelemahan dari menggunakan mode otomatis ini adalah bahwa anda tidak bisa memodifikasi sebagian setting, misalnya exposure compensation, automatic exposure bracketing, light metering atau focus methods.

Lalu saat menggunakan setting exposure kreatif, anda diijinkan untuk mengatur setting f-stop maupun shutter speed, kemudian kamera digital akan mengatur setting-setting lain secara otomatis berdasarkan pilihan tersebut. Jika cahaya yang diperlukan tidak cukup, atau terlalu banyak cahaya, maka kamera digital mungkin tidak akan mengijinkan anda untuk memotret.

Lalu jika memilih setting manual, maka anda akan bisa mengatur semuanya sendiri. Itu berarti anda bisa mengubah semua jenis setting yang kreatif secara bebas.

Sedangkan mode spesial biasanya digunakan untuk membuat panorama, film, pemotretan pada malam hari, atau efek-efek spesial lainnya.

Dengan semua pilihan mode exposure ini, bagaimana cara anda memutuskan untuk menggunakan yang mana?

Karena kecanggihan dan perkiraan cahaya yang biasanya akurat pada kamera digital, maka seringkali anda akan mendapat hasil yang bagus dengan menggunakan salah satu mode otomatis. Anda cukup memastikan untuk memilih yang sesuai dengan subjek photo anda.

Contoh, jika anda mengambil photo dalam bentuk portrait (tegak) dan ingin memfokuskan pada wajah dengan background yang kabur, maka anda bisa memilih mode "portrait." Mode portrait otomatis umumnya di design untuk memiliki shallow depth-of-field, dimana nantinya akan menghasilkan latar belakang yang lembut.

Jika anda ingin memotret dalam bentuk landscape dengan fokus pada semuanya, maka cobalah menggunakan mode landscape. Atau, anda bisa menggunakan mode otomatis atau kreatif yang mengijinkan anda untuk mengubah setting aperture.

Semakin banyak anda belajar mengenai hubungan antara f-stop dan shutter speed, maka semakin besar kemungkinan anda ingin mengontrol sendiri setting-settingnya, dari pada membiarkan kamera digital memilihkannya untuk anda.

Sebelum anda melanjutkan ke langkah 3, baca dengan seksama halaman manual yang disertakan dengan kamera digital anda, yang menjelaskan tentang masing-masing mode exposure pada kamera digital anda. Anda perlu memahami fungsi dari masing-masing mode dan setting apa yang bisa anda ubah pada mode tersebut.

Langkah 3. Pilih F-Stop atau Shutter Speed.

Setelah memilih mode exposure, anda mungkin nantinya perlu untuk membuat perubahan tambahan, entah itu pada f-stop atau shutter speed-nya. Jika anda memilih salah satu dari mode otomatis yang akan memilihkan semua setting untuk anda, maka anda mungkin tidak diijinkan untuk mengubah apapun.

Jika anda memilih mode kreatif, sebuah mode otomatis yang mengijinkan anda untuk melakukan pengubahan, atau setting secara manual, maka anda bisa mengubah f-stop atau shutter speed untuk mendapatkan hasil yang anda inginkan.

Teknik 4. Memotret dan Mereview Photo.

Bisa memotret dan melihat hasilnya dengan cepat adalah salah satu keuntungan dari menggunakan kamera digital.

Jika anda ingin mendapatkan hasil photo yang sebaik mungkin dari kamera digital, berarti anda perlu mempelajari cara menggunakan fitur "previewing" dan "reviewing" photo yang ditawarkan oleh kamera digital, agar anda bisa memanfaatkan aspek-aspek teknis dan komposisi dari photo anda.

Berikut ini langkah-langkahnya:

Langkah 1. Aktifkan Fitur Preview dan Review.

Masing-masing kamera digital punya fitur yang berbeda dalam mempreview dan mereview photo. Selain itu, ada berbagai cara yang bisa anda gunakan untuk mangakses fitur-fitur ini.
Sebuah fitur "preview," berfungsi untuk mengijinkan anda melihat image pada monitor LCD sebelum anda menekan tombol shutter, memeriksa setting kamera serta komposisinya.

Sedangkan sebuah fitur "review," mengijinkan anda untuk melihat kembali atau mereview sebuah image setelah photo diambil.

Beberapa model dari kamera digital merek Minolta dan Sony bahkan menyediakan satu langkah forward tambahan yang membuat anda bisa melihat image dan informasi exposurenya sebelum photo diambil. Ini berarti, sebelum anda mulai memotret, anda bisa kembali menyesuaikan setting-settingnya.

Tergantung dari model kamera digital yang anda gunakan, perbedaan tampilan antara fitur preview dan review bisa sangat menyolok. Karena itu, baca kembali dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda. Carilah halaman yang menjelaskan tentang fitur "replay," "preview," atau "review" image.

Selain itu, periksa juga apakah kamera digital anda menawarkan sebuah histogram.

Banyak pemilik kamera digital yang tidak tahu bahwa kamera digitalnya punya banyak fitur yang bisa jadi sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil photo mereka. Jadi, jangan meniru mereka, periksa dokumentasi atau manual dari kamera digital anda.

Dengan berasumsi bahwa anda battere anda punya power yang cukup dan kamera digital anda punya fitur "review," aktifkan fitur tersebut untuk melihat sebuah image selama beberapa detik setelah memotret. Dengan melakukan ini, anda akan tahu sudah seberapa dekat anda untuk mendapat hasil photo seperti yang anda inginkan.

Biasanya, mode review ini juga mengijinkan anda untuk membaca setting-setting penting dari kamera digital pada monitor, dan juga jumlah dan nomor photo yang telah anda ambil menurut setting saat ini.

Tidak semua kamera digital mengijinkan anda untuk mempreview sebuah photo sampai anda mengaktifkan mode preview. Jika kamera digital anda memiliki mode review, periksa juga apakah kamera digital tersebut menyediakan mode review alternatif. Sebab, sebagian mode review hanya menampilkan image, sementara mode review yang lain akan menampilkan informasi yang menyertai photo tersebut.

Langkah 2. Tentukan Tujuan dan Pilih Setting yang Sesuai.

Pada langkah 1 di teknik 3, kita telah mendiskusikan pentingnya untuk lebih dulu memvisualisasikan bagaimana photo anda akan terlihat sebelum mulai memotret. Setelah memutuskannya, pilihlah setting yang paling sesuai. Mengatur focal length, exposure mode, metering mode, aperture, dan shutter speed, hanyalah beberapa dari banyak setting yang sepertinya ingin anda ubah.

Langkah 3. Komposisi Image dan Ambil Photo.

Setelah mengatur semua setting, berarti anda sudah siap untuk mulai memotret. Kamera digital umumnya menawarkan dua cara untuk melihat dan mengkomposisi photo anda, yaitu melalui monitor LCD dan optical viewfinder.

Jika kamera anda punya optical viewfinder, berarti anda harus berhati-hati karena optical viewfinder tersebut mungkin tidak memberikan tampilan yang akurat dari photo yang ingin anda ambil.
Itu karena kamera digital yang mempunyai optical viewfinder umumnya mempunyai apa yang disebut dengan fenomena parallax. Fenomena ini terjadi karena terpisahnya lensa dari viewfinder. Semakin dekat objek anda dengan lensa, maka semakin kecil kemungkinan photo anda akan terlihat sama dengan yang anda lihat di viewfinder.

Untungnya, beberapa model kamera digital terbaru, meyediakan viewfinder elektronik, atau ELF. Viewfinder ini sebenarnya adalah LCD beresolusi tinggi yang akan menunjukkan image yang sama dengan monitor LCD.

Viewfinder optical sebenarnya punya dua kelebihan. Pertama, dia tidak mengkonsumsi sumberdaya dari battere seperti yang dilakukan oleh monitor LCD, dimana kelebihan ini akan menjadi sangat penting jika anda punya sumberdaya battere yang terbatas.

Yang kedua, viewfinder seringkali akan lebih mudah untuk digunakan pada siang hari karena cahaya bisa mengganggu tampilan image yang ada di monitor LCD.

Jika menggunakan viewfinder, anda juga harus memeriksa apakah viewfinder tersebut memiliki diopter adjustment untuk mengadaptasi penglihatan anda.

Saat anda telah mengkomposisi photo seperti yang anda inginkan, tekan tombol shutter untuk memotret. Jika kamera digital anda punya fitur preview dan sudah diaktifkan, maka seharusnya anda sekarang sudah bisa melihat image yang akan anda photo.

Langkah 4. Review Image dan Periksa Lagi Settingnya.

Jika anda ingin melihat lebih seksama photo-photo yang sudah anda ambil, maka anda mungkin perlu mengubah modenya menjadi mode review. Biasanya, anda melakukan ini dengan cara yang sama seperti saat anda ingin mengubah setting exposure. Periksa dokumentasi dari kamera digital anda untuk mempelajari cara mengakses mode review dan berbagai mode review yang disediakan oleh kamera digital anda.

Sebagian kamera digital, mengijinkan anda untuk melihat sampai 16 thumbnails pada monitor LCD, sehingga anda bisa menemukan photo yang ingin anda lihat dengan cepat. Selain image, banyak juga kamera digital yang juga menyediakan pilihan mengenai seberapa banyak data pemotretan yang akan ditampilkan pada monitor LCD.

Gambar dibawah ini menampilkan detail layar review di monitor LCD dari kamera digital Canon PowerShot G2. Ini adalah salah satu dari dua setting display yang ditawarkan oleh kamera digital Canon PowerShot G2.



Dari layar tersebut, anda bisa melihat bahwa apperturennya di set pada 1/400, f-stop-nya di set pada f/8.0, tidak ada kompensasi exposure yang digunakan, white balancenya di set untuk siang hari, metering mode di set pada evaluatif, resolusi image di set pada resolusi maksimum, dan level kompresi yang digunakan adalah level terendah.

Anda juga bisa membaca waktu dan tanggal pemotretan, dan juga jumlah file dan folder image. Yang tidak kalah penting adalah bahwa anda juga bisa melihat histogram exposure, yang memberikan informasi yang akurat mengenai seberapa baik photo anda telah diekspose.

Untuk menentukan apakah image anda berada dalam fokus, periksa apakah kamera anda mengijinkan untuk melakukan zoom in pada photo yang ditampilkan. Sebuah fitur zoom bukan cuma bisa membantu anda untuk memeriksa fokus dari sebuah image, tapi juga membantu anda untuk memeriksa detail-detail dari subjek.

Saat mereview image, anda juga bisa menghapus image-image yang tidak ingin anda simpan. Dengan menghapusnya, berarti anda akan mempunyai ruang yang lebih banyak untuk memotret lagi dan mengurangi jumlah waktu yang anda perlukan saat ingin memindahkan photo dari kamera digital ke komputer.

Langkah 5. Photo Lagi Jika Diperkukan.

Setelah mereview photo-photo anda, maka anda akan tahu apakah anda sudah mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan. Jika belum, maka komposisi lagi image anda dengan setting yang baru, kemudian tekan tombol shutter untuk mengambil photo lain.

Jika anda tidak yakin apakah hasilnya sudah seperti yang anda inginkan, cobalah dengan menggunakan setting lain dan lakukan pemotretan lagi.

Teknik 5. Mengubah Setting-setting Penting Dengan Cepat

"Moment-moment terindah dalam hidup." "Moment-moment paling membahagiakan." Kalimat-kalimat ini hanyalah beberapa contoh dari kalimat-kalimat yang sering digunakan untuk menggambarkan sebuah moment yang ada di dalam sebuah photo.

Begitu banyak moment-moment indah yang bisa diabadikan menjadi sebuah photo. Namun sayangnya, moment-moment berharga seperti ini, seringkali terlewat begitu saja, atau sekalipun sempat diphoto, seringkali hasilnya sangat mengecewakan. Banyak hal yang bisa jadi penyebab, dan diantaranya adalah menggunakan setting yang salah atau terlambat untuk mensetting kamera.

Jadi, bagaimana cara mengatasinya?

Pelajari cara mereset kamera digital anda, dan cara memilih setting yang benar dengan cepat. Pelajari juga efek dari masing-masing setting, dan berlatihlah untuk bisa mengubahnya dengan cepat, sehinggga anda bisa mendapatkan setting yang anda inginkan dalam waktu singkat, dan pelajari juga cara memeriksa setting yang digunakan saat itu.

Dan berikut ini langkah-langkah yang perlu anda lakukan untuk mengetahui cara mengubah setting-setting penting dari kamera digital anda.

Langkah 1. Pelajari Cara Membaca Setting yang Digunakan Saat Itu.

Semakin banyak fitur yang dimiliki oleh kamera digital, maka semakin besar kemungkinan anda untuk memilih setting yang salah, kecuali jika anda sudah tahu bagaimana cara membaca setting-settingnya, dan sudah terbiasa untuk memeriksa setting sebelum memotret.

Cara terbaik untuk terhindar dari kesalahan ini adalah dengan mempelajari dimana dan bagaimana cara membaca setting yang digunakan saat itu.

Setting-setting kamera digital umumnya ditampilkan di lebih dari satu tempat. Pada kamera Canon PowerShot G2, misalnya, setting-setting ini bisa ditemukan pada display panel.

Anda bisa memeriksa mode exposurenya dengan membiasakan diri untuk memahami dan melihat icon-icon yang ditampilkan. Pelajari juga berbagai variasi setting yang ditampilkan dan cara mengubahnya.

Langkah 2. Pelajari Cara Mereset Kamera Digital Anda.

Kamera digital umumnya punya puluhan setting yang bisa diubah, dan saat anda mengubah dari setting defaultnya, maka anda mungkin akan mendapatkan hasil yang tidak diharapkan.

Cara terbaik untuk mendapatkan kembali setting defaultnya adalah dengan mereset kamera digital anda. Anda mungkin harus membaca manualnya untuk mengetahui cara melakukan ini. Untuk mereset kamera digital ke setting defaultnya, biasanya anda cuma perlu memilih menu yang tepat lalu menekan tombol.

Langkah 3. Ubah Setting White Balance.

White balance adalah sebuah setting penting yang harus diset dengan benar, jika anda ingin mendapatkan photo dengan warna yang akurat. Saat anda mengeset setting white balance yang sesuai dengan sumber cahaya, maka anda akan mendapatkan photo dengan komposisi warna yang mirip dengan aslinya.

Namun jika white balance tidak diset dengan benar, maka photo tersebut akan memiliki warna-warna yang tidak diinginkan.
Kamera digital umumnya menawarkan setting "auto white balance" yang secara umum cukup bagus digunakan untuk meminimalkan kerusakan warna.

Akan tetapi, untuk mendapatkan photo yang lebih baik, anda harus menyesuaikan melakukan setting white balance secara manual. Terutama saat anda ingin memotret dalam ruangan dengan sumber cahaya yang berpijar. Dalam kasus ini, gunakan setting fluorescent atau tungsten untuk menyesuaikannya dengan sumber cahaya.

Biasanya anda bisa mengubah setting white balance ini melalui menu di layar LCD yang bisa anda akses menggunakan tombol. Karena setting white balance ini begitu penting, banyak vendor yang meningkatkan jumlah setting yang tersedia.

Sebagai contoh, Canon PowerShot G2 menawarkan delapan setting white balance yang berbeda. Yaitu, Auto, Daylight, Cloudy, Tungsten, Fluorescent, Fluorescent H, Flash, dan Custom.

Dengan mempelajari berbagai setting white balance yang ditawarkan oleh kamera digital anda, dan cara memilih setting white balance yang paling sesuai untuk masing-masing photo yang ingin anda ambil, akan membantu anda untuk mendapatkan photo yang lebih baik.

Langkah 4. Ubah Setting ISO.

Seperti yang telah dijelaskan, ISO adalah sebuah setting yang menentukan seberapa sensitif kamera digital terhadap cahaya. Semakin rendah setting ISO-nya (misalnya 50 atau 100), maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk merekam cahaya, dan semakin sedikit pula digital noise-nya.

Sebaliknya, semakin tinggi setting ISO (misalnya 400 atau 800), maka semakin cepat cahaya bisa terekam, tapi semakin banyak digital noise yang akan anda dapatkan. Keuntungan dari menggunakan setting ISO yang tinggi adalah membuat anda bisa mendapatkan expose yang cukup dalam suasana yang kurang cahaya.

Jika anda ingin meminimalkan digital noise, maka lebih baik carilah cara untuk menambahkan cahaya dari pada mengubah setting ISO-nya.

Langkah 5. Ubah Mode Eksposure.

Pada teknik 3, kita sudah membahas cara memilih dan menggunakan mode exposure yang sesuai. Setting ini adalah salah satu setting yang terpenting yang harus anda pilih dengan benar.

Langkah 6. Aktifkan atau Non-aktifkan Flash.

Untuk mendapatkan hasil photo yang memuaskan, berarti anda perlu mempelajari cara untuk mengaktifkan dan menonaktifkan built-in flash.

Anda juga harus tahu bahwa beberapa mode exposure akan mengaktifkan flash secara otomatis jika cahaya ekstra dibutuhkan agar kamera digital bisa mendapatkan exposure yang sesuai. Namun jika anda memilih untuk tidak menggunakan flash dalam situasi seperti ini, berarti anda pelu mempelajari cara menonaktifkan flash, atau cara mengubah mode exposure untuk memilih mode yang lebih sesuai.

Langkah 7. Pilih Mode Metering.

Jika tidak sedang menggunakan mode exposure Manual, maka sepertinya anda akan menggunakan mode metering electronic untuk menentukan exposure yang sesuai. Tergantung pada objek yang ingin anda photo dan bagaimana anda ingin image di expose, maka mode metering yang satu, mungkin akan lebih cocok dibanding yang lain.

Mode-mode metering yang ada di kamera digital biasanya adalah: evaluative (atau disebut juga matrix atau program mode), center-weighted averaging, center, dan spot. Anda akan belajar lebih banyak mengenai mode metering ini di Teknik 13. Tapi untuk saat ini, cukup pelajari mode-mode metering apa saja yang dimiliki kamera anda, dan cara mengubahnya.

Langkah 8. Pilih Titik-titik Focus.

Semakin ahli anda dalam memvisikan sebuah photo, lalu memilih setting yang sesuai untuk mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan, maka sepertinya semakin besar keinginan anda untuk tahu cara mengontrol fokus.

Tidak semua photo harus selalu benar-benar berada dalam fokus. Seorang photographer yang berpengalaman biasanya sangat ahli dalam memutuskan mana yang seharusnya menjadi fokus dan mana yang seharusnya dikaburkan.

Metode memilih fokus dan focal point itu sangat penting. Dalam teknik 10, anda akan mempelajari lebih banyak mengenai cara mengontrol focus. Sekali lagi, untuk saat ini, coba baca dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda dan pelajari cara mengontrol focus.

Langkah 9. Aktifkan/Non-Aktifkan Red-Eye Reduction.

Saat anda memotret orang dengan kamera digital yang mempunyai built-in flash, maka subjek dalam photo akan mendapat efek red-eye, kecuali jika anda mengaktifkan fitur red-eye reduction.

Jadi, pelajari cara mengaktifkan dan menonaktifkan fitur red-eye ini di kamera anda, jika kamera anda mempunyai built-in flash. Sebab, setting ini adalah salah satu setting penting saat anda ingin memotret orang secara close up.

Langkah 10. Ubah Exposure Compensation.

Jika anda sering menggunakan exposure compensation, maka anda akan tahu bahwa anda beresiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang tidak memuaskan jika anda lupa mereset setting exposure compensation.

Jika anda menggunakan exposure compensation, pastikan bahwa anda tahu cara menyesuaikannya dan mengembalikannya lagi ke posisi 0. Teknik 12 akan membahas exposure compensation secara lebih detail.

Langkah 11. Mengubah Setting Khusus Lainnya.

Jika anda sering menggunakan fitur-fitur khusus, berarti anda juga perlu mempelajari cara menggunakannya, dan kemudian memastikan bahwa anda menonaktifkannya kembali saat tidak lagi diperlukan.

Nah, apakah saat ini anda sudah siap diuji?

Jika merasa sudah siap, lakukan latihan berikut ini:

  • Setting kamera digital anda untuk pemotretan mode portrait.

  • Aktifkan flash-nya.

  • Aktifkan fitur  red-eye reduction.

  • Set ISO-nya menjadi 100.

  • Set white balance untuk memotret dengan flash.

  • Review lagi untuk memastikan bahwa semua setting sudah sesuai.

  • Sekarang, set kamera digital anda untuk pemotretan mode landscape,
    dengan kondisi pencahayaan malam hari.

  • Set ISO-nya ke setting terendah.

  • Periksa apakah setting white balance-nya sudah tepat.

Jika anda bisa melakukan perubahan setting-setting ini hanya dalam 20 detik, berarti anda sudah siap untuk mempelajari teknik berikutnya.

Teknik Menggunakan Kamera Digital

Kamera digital itu punya dua sisi yang saling berlawanan. Di satu sisi, kamera digital menawarkan banyak kemudahan, namun disisi lain, kamera digital juga menawarkan berbagai fitur canggih yang rumit dan sulit untuk dipahami.

Meski cukup rumit, namun, bukan berarti fitur-fitur tersebut tidak bisa dipelajari. Dan jika kita tahu cara menggunakannya dengan efektif, maka fitur-fitur tersebut akan sangat membantu untuk menghasilkan photo-photo yang luar biasa.

Bagaimana cara anda memotret saat ini?

Apakah anda biasanya memotret menggunakan mode automatis?

Apakah anda tahu dan sering memanfaatkan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh kamera digital anda?

Apakah anda benar-benar paham hubungan antara setting ISO, f-stop, dan shutter speed?

Apakah anda mengubah setting pemotretan menurut objek yang ingin anda photo?

Apakah anda memanfaatkan berbagai penyetelan mode, mengubah focal point, atau menggunakan exposure lock?

Jika tidak, maka anda akan senang saat mengetahui bahwa skill anda telah meningkat setelah membaca dan mempraktekkan 50 teknik kamera digital dibawah ini:

Teknik 1. Pelajari Kamera Digital Anda

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan anda untuk menghasilkan photo, yaitu: fitur-fitur yang dimiliki oleh kamera digital anda, kapan anda menggunakannya, dan bagaimana cara anda menggunakannya.

Ketiganya adalah hal-hal yang penting untuk dipelajari jika anda ingin meningkatkan kemampuan photography anda.

Untuk meningkatkan kemampuan anda dalam ketiga faktor tersebut, berikut ini langkah-langkah yang bisa anda lakukan:

Langkah 1. Pelajari atau Baca Sekilas Manualnya.

Para pengguna kamera digital, umumnya tetap mampu menghasilkan photo yang bagus meski mereka tidak pernah membaca manual yang disertakan. Memang tidak jadi masalah anda jika tidak mau membaca dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital yang anda beli.

Namun, itu mungkin akan menyebabkan anda jadi tidak tahu dan tidak bisa memanfaatkan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh kamera digital anda. Membaca manual, bukan cuma membantu anda untuk lebih menikmati kamera digital anda, tapi juga meningkatkan skill photography anda.

Langkah 2. Photo Beberapa Objek.

Setelah membaca dan memahami dokumentasi yang disertakan bersama kamera, photo beberapa objek yang ada disekitar anda. Misalnya kaki anda, hewan peliharaan, buku dan rak buku, atau orang-orang yang sedang lewat.

Cobalah untuk menggunakan beberapa setting yang berbeda. Ubah melalui menu yang terdapat di dalam monitor LCD. Gunakan built-in flash jika ada. Jika anda berada di dalam ruangan, keluarlah dan photo beberapa objek.

Langkah 3. Baca Lagi Manualnya.

Yap, kita biasanya enggan untuk membaca manual, apa lagi sampai berulang kali. Tapi anda akan tahu bahwa membiasakan diri untuk membaca manual secara teratur, itu pasti akan sangat membantu.

Saat ini, kamera digital sangatlah kompleks dan kaya dengan fitur. Sehingga, untuk mempelajarinya butuh waktu dan usaha. Meski tujuan anda mungkin bukanlah untuk mempelajari kameranya, namun dengan membaca manual secara sekilas, itu bisa membantu anda untuk memahami fitur-fitur yang sering digunakan.

Teknik 2. Memilih Setting Kualitas Image

Saat anda melakukan langkah-langkah yang terdapat di dalam teknik ini, periksa kembali teknik sebelumnya dan dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda.

Harap diingat juga bahwa kamera digital anda mungkin tidak memiliki satu atau beberapa setting yang disinggung dalam teknik ini. Selain itu, kamera digital anda mungkin punya beberapa setting bermanfaat yang tidak disebutkan disini.

Langkah 1. Setting Tanggal dan Waktu.

Setiap kali memotret dengan kamera digital, maka sebuah file image akan ditulis dan disimpan di media penyimpanan yang ada di dalam kamera digital anda. File ini mengandung "photo,"beserta dengan metadata-nya.

Metadata adalah sebuah istilah yang berarti data atau informasi mengenai photo tersebut. Vendor kamera digital umumnya menuliskan data ini sesuai standard, yaitu menggunakan format EXIF.

Selain data waktu dan tanggal, kamera digital umumnya juga menuliskan puluhan setting yang digunakan pada masing-masing photo. Misalnya data mengenai f-stop, shutter speed, exposure mode, apakah anda menggunakan flash atau tidak, dan berbagai informasi lain.

Data-data EXIF juga bermanfaat saat anda mulai mengatur koleksi photo-photo digital menggunakan aplikasi manajemen misalnya, Cerious Software's ThumbsPlus, atau ACD System's ACDSee.

Dengan setting waktu dan tanggal yang akurat, itu juga akan sangat membantu anda saat ingin menyortir semua photo menurut waktu dan tanggal pemotretannya.

Langkah 2. Tentukan Resolusi Image.

Dalam photography digital, anda bukan cuma diberikan pilihan yang menyangkut shutter speed dan aperture size, tapi juga anda harus memilih sejumlah setting yang menentukan ukuran file dan kualitas image.

Lima faktor yang menentukan ukuran image adalah resolusi, format, level compressi, setting ISO, dan subjek. Dan anda diberikan kebebasan untuk mengontrol empat faktor pertama dari kelima faktor tersebut.

Hampir semua kamera digital menawarkan setting resolusi image yang bisa diubah-ubah, tapi pertanyaannya adalah, resolusi mana yang seharusnya anda pilih?

Jawabannya adalah, tergantung sepenuhnya pada apa yang ingin anda lakukan terhadap image tersebut, seberapa besar kapasitas penyimpanan dari kamera digital anda, dan seberapa penting kualitas image bagi anda.

Resolusi image, akan menentukan ukuran file dari image. Semakin tinggi resolusinya, maka semakin besar ukuran file-nya, berarti semakin banyak pula ruang penyimpanan yang dibutuhkan untuk image di kamera digital. Sebaliknya, semakin rendah resolusi, semakin kecil ukuran file dan ruang yang dibutuhkan untuk menyimpannya.

Setting resolusi image, biasanya dilakukan melalui menu di layar LCD, atau tombol.

Langkah 3. Tentukan Format File.

Tergantung model kamera digital yang anda gunakan, biasanya anda diberi kebebasan untuk memilih antara dua format file atau lebih. Tiga jenis format dasar yang umumnya disediakan oleh kamera digital adalah: .jpg, .tif, atau raw.

Format yang paling sering digunakan adalah .jpg, yang merupakan format compressi. Format raw adalah format file yang unik untuk masing-masing vendor, misalnya Nikon menggunakan format .nef, atau Canon yang menggunakan format .crw. Keduanya juga adalah format file yang dikompresi.

Tidak seperti format non-raw, dimana image diambil dan kamera digital akan memprosesnya agar mendapat hasil yang optimal, sebuah file image dengan format raw akan ditulis ke media penyimpanan seperti apa yang ditangkap oleh sensor, tanpa pemrosesan tambahan.

Kelebihan dari file raw ini adalah anda bisa menggunakannya dengan software khusus untuk mengubah berbagai parameter dari image asli, misalnya parameter white balance, contrast, sharpening, saturation, dan seterusnya.

Karena format .nef dan .crw juga memiliki kelebihan yang dimiliki oleh file yang dikompres, berarti file ini membutuhkan space yang lebih kecil dibanding format yang tidak dikompres, misalnya .tif yang merupakan format uncompress yang umum digunakan oleh kamera digital.

Saat anda ingin memaksimalkan kualitas image, dan punya ruang penyimpanan yang cukup, pilih format .tif atau raw jika ada. Selain dikompres, format raw menggunakan 16-bit, jadi bukan 8-bit, yang berarti file ini bisa menyimpan informasi lebih banyak.

Kelemahannya adalah anda mungkin perlu software khusus untuk mengkonvertnya agar bisa dilihat menggunakan aplikasi lain. Selain itu, ukurannya juga akan sangat besar.
Jadi, pilihlah format .jpg kecuali jika anda ingin mendapat kualitas yang sebaik mungkin dari kamera digital anda, dan anda berencana untuk menggunakannya pada software image editor untuk mengedit file .tif atau raw.

Langkah 4. Tentukan Level Kompresi.

Jika anda memilih format .jpg pada langkah 3, maka anda mungkin ingin memeriksa untuk melihat apakah kamera digital anda mengijinkan anda untuk memilih level kompresi yang berbeda. Saat level kompresi meningkat, maka ukuran file-nya berkurang, dan kualitas image-nya juga dikurangi.

Langkah 5. Tentukan ISO Sensitivity.

Selain shutter speed dan f-stop, variable ketiga yang menentukan intensitas cahaya yang menyentuh image sensor (sama dengan film pada kamera tradisional) adalah ISO setting.

Dulu, ISO setting dikenal sebagai ASA film speed. Dan saat ini, anda masih bisa membeli film yang punya ISO (atau ASA) rating mulai dari 50 sampai 800, atau bahkan 1.600 atau 3.200. Semakin tinggi ISO ratingnya, maka semakin sensitif image senser terhadap cahaya.

Mengubah sensitivitas ISO itu seperti mengubah setting-setting lain pada kamera digital, dimana masing-masing setting akan menawarkan kekurangan dan kelebihan. Sebagian kelemahan dan kelebihan ini mungkin anda sukai, dan sebagian lain tidak anda sukai.

Semakin rendah ISO sensitivity-nya (50 atau 100), maka semakin sedikit digital noise yang anda dapat. Semakin tinggi rating ISO-nya, maka semakin banyak digital noise yang anda dapat.

Untuk menentukan setting ISO yang ingin anda pilih, bisa dengan mengajukan pertanyaan berikut ini:


  1. Apakah anda ingin menghindari digital noise?

  2. Apakah subjek photo punya cahaya yang cukup?

  3. Berapa banyak digital noise yang dihasilkan oleh kamera digital anda pada setting ISO yang berbeda?

  4. Bisakah anda memotret tanpa menggerakkan kamera untuk menghindari blurring, atau malah sebaliknya, anda menginginkan efek blurring?


Setelah menjawab pertanyaan diatas, maka anda akan tahu setting ISO mana yang akan digunakan.

Langkah 6. Aktifkan Fitur Penomoran File.

Penomoran file secara otomatis adalah salah satu fitur yang ditawarkan oleh banyak kamera digital. Anda akan tahu betapa berharganya fitur ini setelah anda mulai menyimpan dan mengarsipkan photo digital anda.

Jika anda bisa memilih, aktifkan fitur ini. Saat fitur ini aktif, maka file-file image akan disusun menurut urutannya, bahkan saat anda menukar media penyimpan photo digital yang sudah penuh dengan yang masih kosong. Sebab, kamera digital akan mengingat nomor dari photo terakhir.

Jika anda tidak memiliki fitur ini, atau tidak mengaktifkannya, maka anda akan memiliki file-file dengan nama yang sama persis. Hingga setiap kali anda memindahkan photo dari kamera digital ke komputer, maka kamera digital akan mengulang lagi dari angka 1.

Itu berarti anda harus mengubah nama file jika anda ingin menempatkannya pada folder yang sama dengan file lain yang mempunyai nama sama. Selain itu, penomoran file juga memudahkan anda untuk melacak photo-photo anda.

Langkah 7. Tentukan Ketajaman dan ke Kontrasan Image.

Tidak seperti photo analog atau tradisional, photo digital itu lebih berhubungan dengan tingkat "kehalusan" dari pada tingkat "ketajaman," karena imagenya diwakili oleh pixel-pixel atau titik-titik.

Tapi itu tidak masalah karena anda bisa tetap mempertajam image dan meningkatkan kekontrasannya dengan berbagai cara.

Anda bisa menajamkan image dengan mengeditnya menggunakan image editor misal Adobe Photoshop. Atau jika kamera digital anda mempunyai fitur "in-camera sharpening process," maka anda bisa mengaktifkannya untuk meningkatkan persepsi bahwa sebuah image itu tajam. Demikian juga jika kamera digital anda mempunyai fitur "in-camera contrast."

Tapi sebelum menggunakan fitur-fitur ini, anda perlu berhati-hati dengan mempertimbangkan seberapa sering anda akan menggunakan photo tersebut, dan lakukan eksperimen sebelum anda menggunakannya untuk memotret event-event yang penting.

Jika anda tidak berencana untuk menggunakan image editor, maka anda akan tahu bahwa kedua fitur ini akan sangat membantu saat anda ingin mencetak. Sebaliknya, jika anda berencana untuk mengeditnya, maka sebaiknya menonaktifkan fitur-fitur ini.

Langkah 8. Format Media Penyimpan Photo Digital.

Selain melakukan setting-setting diatas, anda juga mungkin perlu memformat media penyimpanan dari kamera digital anda, untuk menghapus semua photo yang masih tersisa.

Jika anda menggunakan digital photo storage media reader untuk mendownload photo ke komputer, maka media card anda akan tampil sebagai "hard drive" tambahan pada sistem operasi dikomputer anda. Ini berarti bahwa anda bisa mengubah nama dari sebuah folder atau image, menghapus atau menambahkan file, atau bahkan memformat photo storage media card melalui komputer.

Akan tetapi, jika anda menggunakan komputer untuk menambahkan, mengubah, atau menghapus file-file yang ada di photo storage media card, maka kamera digital anda mungkin jadi tidak bisa mengenali atau mengubah file-file ini, atau bahkan tidak bisa membaca dan menulis media penyimpanan.

Karena itulah, setelah mendownload semua photo ke komputer, sebaiknya anda memformat photo storage media card dengan kamera digital. Pilih Format pada menu di kamera digital, untuk memastikan bahwa kamera digital bisa mengakses semua space yang ada di dalam media penyimpanan.

Teknik 3. Memilih Mode Pemotretan yang Sesuai

Dalam teknik ini, anda akan belajar cara memilih berbagai berbagai mode exposure yang ditawarkan oleh kamera digital, agar bisa mendapatkan photo sesuai dengan yang anda inginkan.

Langkah 1. Tentukan Tujuan.

Sebelum bisa memilih mode exposure, lebih dulu anda harus menentukan dan membayangkan ingin terlihat seperti apa photo anda nantinya. Kedengarannya memang sepele. Tapi sebenarnya, ini adalah sebuah skill yang penting untuk dikuasai. Sebab, semakin menguasainya, semakin baik photo yang akan anda hasilkan.

Namun, jika anda merasa belum menguasainya, jangan khawatir, teruslah membaca dan mencoba.

Semua jenis kamera (digital maupun film) akan mengekspose image sensor atau film-nya dengan cahaya. Cahaya yang masuk ke dalam kamera akan dikontrol dengan tiga cara, yaitu lamanya waktu shutter untuk terbuka, ukuran lensa yang terbuka, dan setting ISO.

Semakin besar lensa yang terbuka, semakin cepat image sensor atau film ter-expose. Sebaliknya, semakin kecil lensa terbuka, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat shutter terbuka agar cahaya dengan intensitas yang sama bisa masuk dan menyentuh sensor atau film.

Ukuran lensa yang terbuka (atau aperture) disebut juga sebagai f-stop. Kamera digital umumnya memiliki f-stop mulai dari f/2.0 sampai f/11.0.

Untuk memahami f-stops bisa sedikit membingungkan, karena angka yang ditunjukkan sebenarnya adalah penyebut dari sebuah bilangan pecahan dengan angka 1 sebagai pembilang.

Dengan kata lain, f/2.0 sebenarnya adalah 1/2.0 (atau 1/2) dan f/8.0 sebenarnya adalah 1/8.0 (atau 1/8). Pecahan ini mewakili ukuran shutter yang terbuka, jadi f/2.0 itu adalah ukuran yang kebih besar dibanding f/8.0.

Saat memikirkan tentang konsep ini, anda mungkin heran kenapa photographer sepertinya sangat peduli dengan kombinasi dari f-stop dan shutter speed yang mereka gunakan.

Mereka peduli karena kombinasi tersebut akan mempengaruhi fokus dari photo yang dihasilkan. Semakin kecil f-stop yang terbuka, maka semakin fokus.

Selain itu, karena semakin kecil f-stop yang terbuka maka semakin lama lensa harus dibuka, maka peluang sebuah image untuk menjadi kabur semakin meningkat jika subjek bergerak selama masa exposure.

Jadi, tujuannya adalah untuk mendapatkan fokus dan tingkat ketajaman yang sesuai dengan cahaya yang tersedia.

Sekarang, anda seharusnya sudah bisa memahami kenapa anda harus lebih dulu memutuskan akan terlihat seperti apa photo anda nantinya. Karena jika tidak, maka anda akan kesulitan untuk memilih setting kamera yang optimal.

Seringkali, banyak bagian dan keterbatasan dari seni photography membuat anda sulit untuk mendapatkan photo yang anda inginkan, dan itulah mengapa sebagian photographer lebih baik dibanding sebagian yang lain. Mereka yang lebih baik, adalah karena mereka yang lebih bisa memvisikan sebuah photo sebelum mengambilnya, dan memilih setting terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Langkah 2. Pilih Antara Mode Exposure Otomatis atau Kreatif.

Dalam usahanya untuk berkompetisi, sekaligus untuk menyediakan kebebasan pada pengguna kamera digital, maka vendor kamera telah membuat berbagai variasi dari berbagai mode exposure. Semua mode ini terbagi dalam empat kategori: otomatis, kreatif, manual, dan spesial.

Saat anda menggunakan mode otomatis, maka kamera digital yang akan memilihkan setting f-stop dan shutter speed untuk anda. Selain memilih f-stop dan shutter speed, sebagian dari mode setting otomatis juga akan mengontrol setting ISO berdasarkan tingkat cahaya atau white balance yang tersedia. Kamera digital anda bahkan bisa mengaktifkan built-in flash jika diperlukan, atau mengatur setting lainnya secara otomatis untuk anda.

Salah satu kelemahan dari menggunakan mode otomatis ini adalah bahwa anda tidak bisa memodifikasi sebagian setting, misalnya exposure compensation, automatic exposure bracketing, light metering atau focus methods.

Lalu saat menggunakan setting exposure kreatif, anda diijinkan untuk mengatur setting f-stop maupun shutter speed, kemudian kamera digital akan mengatur setting-setting lain secara otomatis berdasarkan pilihan tersebut. Jika cahaya yang diperlukan tidak cukup, atau terlalu banyak cahaya, maka kamera digital mungkin tidak akan mengijinkan anda untuk memotret.

Lalu jika memilih setting manual, maka anda akan bisa mengatur semuanya sendiri. Itu berarti anda bisa mengubah semua jenis setting yang kreatif secara bebas.

Sedangkan mode spesial biasanya digunakan untuk membuat panorama, film, pemotretan pada malam hari, atau efek-efek spesial lainnya.

Dengan semua pilihan mode exposure ini, bagaimana cara anda memutuskan untuk menggunakan yang mana?

Karena kecanggihan dan perkiraan cahaya yang biasanya akurat pada kamera digital, maka seringkali anda akan mendapat hasil yang bagus dengan menggunakan salah satu mode otomatis. Anda cukup memastikan untuk memilih yang sesuai dengan subjek photo anda.

Contoh, jika anda mengambil photo dalam bentuk portrait (tegak) dan ingin memfokuskan pada wajah dengan background yang kabur, maka anda bisa memilih mode "portrait." Mode portrait otomatis umumnya di design untuk memiliki shallow depth-of-field, dimana nantinya akan menghasilkan latar belakang yang lembut.

Jika anda ingin memotret dalam bentuk landscape dengan fokus pada semuanya, maka cobalah menggunakan mode landscape. Atau, anda bisa menggunakan mode otomatis atau kreatif yang mengijinkan anda untuk mengubah setting aperture.

Semakin banyak anda belajar mengenai hubungan antara f-stop dan shutter speed, maka semakin besar kemungkinan anda ingin mengontrol sendiri setting-settingnya, dari pada membiarkan kamera digital memilihkannya untuk anda.

Sebelum anda melanjutkan ke langkah 3, baca dengan seksama halaman manual yang disertakan dengan kamera digital anda, yang menjelaskan tentang masing-masing mode exposure pada kamera digital anda. Anda perlu memahami fungsi dari masing-masing mode dan setting apa yang bisa anda ubah pada mode tersebut.

Langkah 3. Pilih F-Stop atau Shutter Speed.

Setelah memilih mode exposure, anda mungkin nantinya perlu untuk membuat perubahan tambahan, entah itu pada f-stop atau shutter speed-nya. Jika anda memilih salah satu dari mode otomatis yang akan memilihkan semua setting untuk anda, maka anda mungkin tidak diijinkan untuk mengubah apapun.

Jika anda memilih mode kreatif, sebuah mode otomatis yang mengijinkan anda untuk melakukan pengubahan, atau setting secara manual, maka anda bisa mengubah f-stop atau shutter speed untuk mendapatkan hasil yang anda inginkan.

Teknik 4. Memotret dan Mereview Photo.

Bisa memotret dan melihat hasilnya dengan cepat adalah salah satu keuntungan dari menggunakan kamera digital.

Jika anda ingin mendapatkan hasil photo yang sebaik mungkin dari kamera digital, berarti anda perlu mempelajari cara menggunakan fitur "previewing" dan "reviewing" photo yang ditawarkan oleh kamera digital, agar anda bisa memanfaatkan aspek-aspek teknis dan komposisi dari photo anda.

Berikut ini langkah-langkahnya:

Langkah 1. Aktifkan Fitur Preview dan Review.

Masing-masing kamera digital punya fitur yang berbeda dalam mempreview dan mereview photo. Selain itu, ada berbagai cara yang bisa anda gunakan untuk mangakses fitur-fitur ini.
Sebuah fitur "preview," berfungsi untuk mengijinkan anda melihat image pada monitor LCD sebelum anda menekan tombol shutter, memeriksa setting kamera serta komposisinya.

Sedangkan sebuah fitur "review," mengijinkan anda untuk melihat kembali atau mereview sebuah image setelah photo diambil.

Beberapa model dari kamera digital merek Minolta dan Sony bahkan menyediakan satu langkah forward tambahan yang membuat anda bisa melihat image dan informasi exposurenya sebelum photo diambil. Ini berarti, sebelum anda mulai memotret, anda bisa kembali menyesuaikan setting-settingnya.

Tergantung dari model kamera digital yang anda gunakan, perbedaan tampilan antara fitur preview dan review bisa sangat menyolok. Karena itu, baca kembali dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda. Carilah halaman yang menjelaskan tentang fitur "replay," "preview," atau "review" image.

Selain itu, periksa juga apakah kamera digital anda menawarkan sebuah histogram.

Banyak pemilik kamera digital yang tidak tahu bahwa kamera digitalnya punya banyak fitur yang bisa jadi sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil photo mereka. Jadi, jangan meniru mereka, periksa dokumentasi atau manual dari kamera digital anda.

Dengan berasumsi bahwa anda battere anda punya power yang cukup dan kamera digital anda punya fitur "review," aktifkan fitur tersebut untuk melihat sebuah image selama beberapa detik setelah memotret. Dengan melakukan ini, anda akan tahu sudah seberapa dekat anda untuk mendapat hasil photo seperti yang anda inginkan.

Biasanya, mode review ini juga mengijinkan anda untuk membaca setting-setting penting dari kamera digital pada monitor, dan juga jumlah dan nomor photo yang telah anda ambil menurut setting saat ini.

Tidak semua kamera digital mengijinkan anda untuk mempreview sebuah photo sampai anda mengaktifkan mode preview. Jika kamera digital anda memiliki mode review, periksa juga apakah kamera digital tersebut menyediakan mode review alternatif. Sebab, sebagian mode review hanya menampilkan image, sementara mode review yang lain akan menampilkan informasi yang menyertai photo tersebut.

Langkah 2. Tentukan Tujuan dan Pilih Setting yang Sesuai.

Pada langkah 1 di teknik 3, kita telah mendiskusikan pentingnya untuk lebih dulu memvisualisasikan bagaimana photo anda akan terlihat sebelum mulai memotret. Setelah memutuskannya, pilihlah setting yang paling sesuai. Mengatur focal length, exposure mode, metering mode, aperture, dan shutter speed, hanyalah beberapa dari banyak setting yang sepertinya ingin anda ubah.

Langkah 3. Komposisi Image dan Ambil Photo.

Setelah mengatur semua setting, berarti anda sudah siap untuk mulai memotret. Kamera digital umumnya menawarkan dua cara untuk melihat dan mengkomposisi photo anda, yaitu melalui monitor LCD dan optical viewfinder.

Jika kamera anda punya optical viewfinder, berarti anda harus berhati-hati karena optical viewfinder tersebut mungkin tidak memberikan tampilan yang akurat dari photo yang ingin anda ambil.
Itu karena kamera digital yang mempunyai optical viewfinder umumnya mempunyai apa yang disebut dengan fenomena parallax. Fenomena ini terjadi karena terpisahnya lensa dari viewfinder. Semakin dekat objek anda dengan lensa, maka semakin kecil kemungkinan photo anda akan terlihat sama dengan yang anda lihat di viewfinder.

Untungnya, beberapa model kamera digital terbaru, meyediakan viewfinder elektronik, atau ELF. Viewfinder ini sebenarnya adalah LCD beresolusi tinggi yang akan menunjukkan image yang sama dengan monitor LCD.

Viewfinder optical sebenarnya punya dua kelebihan. Pertama, dia tidak mengkonsumsi sumberdaya dari battere seperti yang dilakukan oleh monitor LCD, dimana kelebihan ini akan menjadi sangat penting jika anda punya sumberdaya battere yang terbatas.

Yang kedua, viewfinder seringkali akan lebih mudah untuk digunakan pada siang hari karena cahaya bisa mengganggu tampilan image yang ada di monitor LCD.

Jika menggunakan viewfinder, anda juga harus memeriksa apakah viewfinder tersebut memiliki diopter adjustment untuk mengadaptasi penglihatan anda.

Saat anda telah mengkomposisi photo seperti yang anda inginkan, tekan tombol shutter untuk memotret. Jika kamera digital anda punya fitur preview dan sudah diaktifkan, maka seharusnya anda sekarang sudah bisa melihat image yang akan anda photo.

Langkah 4. Review Image dan Periksa Lagi Settingnya.

Jika anda ingin melihat lebih seksama photo-photo yang sudah anda ambil, maka anda mungkin perlu mengubah modenya menjadi mode review. Biasanya, anda melakukan ini dengan cara yang sama seperti saat anda ingin mengubah setting exposure. Periksa dokumentasi dari kamera digital anda untuk mempelajari cara mengakses mode review dan berbagai mode review yang disediakan oleh kamera digital anda.

Sebagian kamera digital, mengijinkan anda untuk melihat sampai 16 thumbnails pada monitor LCD, sehingga anda bisa menemukan photo yang ingin anda lihat dengan cepat. Selain image, banyak juga kamera digital yang juga menyediakan pilihan mengenai seberapa banyak data pemotretan yang akan ditampilkan pada monitor LCD.

Gambar dibawah ini menampilkan detail layar review di monitor LCD dari kamera digital Canon PowerShot G2. Ini adalah salah satu dari dua setting display yang ditawarkan oleh kamera digital Canon PowerShot G2.



Dari layar tersebut, anda bisa melihat bahwa apperturennya di set pada 1/400, f-stop-nya di set pada f/8.0, tidak ada kompensasi exposure yang digunakan, white balancenya di set untuk siang hari, metering mode di set pada evaluatif, resolusi image di set pada resolusi maksimum, dan level kompresi yang digunakan adalah level terendah.

Anda juga bisa membaca waktu dan tanggal pemotretan, dan juga jumlah file dan folder image. Yang tidak kalah penting adalah bahwa anda juga bisa melihat histogram exposure, yang memberikan informasi yang akurat mengenai seberapa baik photo anda telah diekspose.

Untuk menentukan apakah image anda berada dalam fokus, periksa apakah kamera anda mengijinkan untuk melakukan zoom in pada photo yang ditampilkan. Sebuah fitur zoom bukan cuma bisa membantu anda untuk memeriksa fokus dari sebuah image, tapi juga membantu anda untuk memeriksa detail-detail dari subjek.

Saat mereview image, anda juga bisa menghapus image-image yang tidak ingin anda simpan. Dengan menghapusnya, berarti anda akan mempunyai ruang yang lebih banyak untuk memotret lagi dan mengurangi jumlah waktu yang anda perlukan saat ingin memindahkan photo dari kamera digital ke komputer.

Langkah 5. Photo Lagi Jika Diperkukan.

Setelah mereview photo-photo anda, maka anda akan tahu apakah anda sudah mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan. Jika belum, maka komposisi lagi image anda dengan setting yang baru, kemudian tekan tombol shutter untuk mengambil photo lain.

Jika anda tidak yakin apakah hasilnya sudah seperti yang anda inginkan, cobalah dengan menggunakan setting lain dan lakukan pemotretan lagi.

Teknik 5. Mengubah Setting-setting Penting Dengan Cepat

"Moment-moment terindah dalam hidup." "Moment-moment paling membahagiakan." Kalimat-kalimat ini hanyalah beberapa contoh dari kalimat-kalimat yang sering digunakan untuk menggambarkan sebuah moment yang ada di dalam sebuah photo.

Begitu banyak moment-moment indah yang bisa diabadikan menjadi sebuah photo. Namun sayangnya, moment-moment berharga seperti ini, seringkali terlewat begitu saja, atau sekalipun sempat diphoto, seringkali hasilnya sangat mengecewakan. Banyak hal yang bisa jadi penyebab, dan diantaranya adalah menggunakan setting yang salah atau terlambat untuk mensetting kamera.

Jadi, bagaimana cara mengatasinya?

Pelajari cara mereset kamera digital anda, dan cara memilih setting yang benar dengan cepat. Pelajari juga efek dari masing-masing setting, dan berlatihlah untuk bisa mengubahnya dengan cepat, sehinggga anda bisa mendapatkan setting yang anda inginkan dalam waktu singkat, dan pelajari juga cara memeriksa setting yang digunakan saat itu.

Dan berikut ini langkah-langkah yang perlu anda lakukan untuk mengetahui cara mengubah setting-setting penting dari kamera digital anda.

Langkah 1. Pelajari Cara Membaca Setting yang Digunakan Saat Itu.

Semakin banyak fitur yang dimiliki oleh kamera digital, maka semakin besar kemungkinan anda untuk memilih setting yang salah, kecuali jika anda sudah tahu bagaimana cara membaca setting-settingnya, dan sudah terbiasa untuk memeriksa setting sebelum memotret.

Cara terbaik untuk terhindar dari kesalahan ini adalah dengan mempelajari dimana dan bagaimana cara membaca setting yang digunakan saat itu.

Setting-setting kamera digital umumnya ditampilkan di lebih dari satu tempat. Pada kamera Canon PowerShot G2, misalnya, setting-setting ini bisa ditemukan pada display panel.

Anda bisa memeriksa mode exposurenya dengan membiasakan diri untuk memahami dan melihat icon-icon yang ditampilkan. Pelajari juga berbagai variasi setting yang ditampilkan dan cara mengubahnya.

Langkah 2. Pelajari Cara Mereset Kamera Digital Anda.

Kamera digital umumnya punya puluhan setting yang bisa diubah, dan saat anda mengubah dari setting defaultnya, maka anda mungkin akan mendapatkan hasil yang tidak diharapkan.

Cara terbaik untuk mendapatkan kembali setting defaultnya adalah dengan mereset kamera digital anda. Anda mungkin harus membaca manualnya untuk mengetahui cara melakukan ini. Untuk mereset kamera digital ke setting defaultnya, biasanya anda cuma perlu memilih menu yang tepat lalu menekan tombol.

Langkah 3. Ubah Setting White Balance.

White balance adalah sebuah setting penting yang harus diset dengan benar, jika anda ingin mendapatkan photo dengan warna yang akurat. Saat anda mengeset setting white balance yang sesuai dengan sumber cahaya, maka anda akan mendapatkan photo dengan komposisi warna yang mirip dengan aslinya.

Namun jika white balance tidak diset dengan benar, maka photo tersebut akan memiliki warna-warna yang tidak diinginkan.
Kamera digital umumnya menawarkan setting "auto white balance" yang secara umum cukup bagus digunakan untuk meminimalkan kerusakan warna.

Akan tetapi, untuk mendapatkan photo yang lebih baik, anda harus menyesuaikan melakukan setting white balance secara manual. Terutama saat anda ingin memotret dalam ruangan dengan sumber cahaya yang berpijar. Dalam kasus ini, gunakan setting fluorescent atau tungsten untuk menyesuaikannya dengan sumber cahaya.

Biasanya anda bisa mengubah setting white balance ini melalui menu di layar LCD yang bisa anda akses menggunakan tombol. Karena setting white balance ini begitu penting, banyak vendor yang meningkatkan jumlah setting yang tersedia.

Sebagai contoh, Canon PowerShot G2 menawarkan delapan setting white balance yang berbeda. Yaitu, Auto, Daylight, Cloudy, Tungsten, Fluorescent, Fluorescent H, Flash, dan Custom.

Dengan mempelajari berbagai setting white balance yang ditawarkan oleh kamera digital anda, dan cara memilih setting white balance yang paling sesuai untuk masing-masing photo yang ingin anda ambil, akan membantu anda untuk mendapatkan photo yang lebih baik.

Langkah 4. Ubah Setting ISO.

Seperti yang telah dijelaskan, ISO adalah sebuah setting yang menentukan seberapa sensitif kamera digital terhadap cahaya. Semakin rendah setting ISO-nya (misalnya 50 atau 100), maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk merekam cahaya, dan semakin sedikit pula digital noise-nya.

Sebaliknya, semakin tinggi setting ISO (misalnya 400 atau 800), maka semakin cepat cahaya bisa terekam, tapi semakin banyak digital noise yang akan anda dapatkan. Keuntungan dari menggunakan setting ISO yang tinggi adalah membuat anda bisa mendapatkan expose yang cukup dalam suasana yang kurang cahaya.

Jika anda ingin meminimalkan digital noise, maka lebih baik carilah cara untuk menambahkan cahaya dari pada mengubah setting ISO-nya.

Langkah 5. Ubah Mode Eksposure.

Pada teknik 3, kita sudah membahas cara memilih dan menggunakan mode exposure yang sesuai. Setting ini adalah salah satu setting yang terpenting yang harus anda pilih dengan benar.

Langkah 6. Aktifkan atau Non-aktifkan Flash.

Untuk mendapatkan hasil photo yang memuaskan, berarti anda perlu mempelajari cara untuk mengaktifkan dan menonaktifkan built-in flash.

Anda juga harus tahu bahwa beberapa mode exposure akan mengaktifkan flash secara otomatis jika cahaya ekstra dibutuhkan agar kamera digital bisa mendapatkan exposure yang sesuai. Namun jika anda memilih untuk tidak menggunakan flash dalam situasi seperti ini, berarti anda pelu mempelajari cara menonaktifkan flash, atau cara mengubah mode exposure untuk memilih mode yang lebih sesuai.

Langkah 7. Pilih Mode Metering.

Jika tidak sedang menggunakan mode exposure Manual, maka sepertinya anda akan menggunakan mode metering electronic untuk menentukan exposure yang sesuai. Tergantung pada objek yang ingin anda photo dan bagaimana anda ingin image di expose, maka mode metering yang satu, mungkin akan lebih cocok dibanding yang lain.

Mode-mode metering yang ada di kamera digital biasanya adalah: evaluative (atau disebut juga matrix atau program mode), center-weighted averaging, center, dan spot. Anda akan belajar lebih banyak mengenai mode metering ini di Teknik 13. Tapi untuk saat ini, cukup pelajari mode-mode metering apa saja yang dimiliki kamera anda, dan cara mengubahnya.

Langkah 8. Pilih Titik-titik Focus.

Semakin ahli anda dalam memvisikan sebuah photo, lalu memilih setting yang sesuai untuk mendapatkan hasil seperti yang anda inginkan, maka sepertinya semakin besar keinginan anda untuk tahu cara mengontrol fokus.

Tidak semua photo harus selalu benar-benar berada dalam fokus. Seorang photographer yang berpengalaman biasanya sangat ahli dalam memutuskan mana yang seharusnya menjadi fokus dan mana yang seharusnya dikaburkan.

Metode memilih fokus dan focal point itu sangat penting. Dalam teknik 10, anda akan mempelajari lebih banyak mengenai cara mengontrol focus. Sekali lagi, untuk saat ini, coba baca dokumentasi yang disertakan bersama kamera digital anda dan pelajari cara mengontrol focus.

Langkah 9. Aktifkan/Non-Aktifkan Red-Eye Reduction.

Saat anda memotret orang dengan kamera digital yang mempunyai built-in flash, maka subjek dalam photo akan mendapat efek red-eye, kecuali jika anda mengaktifkan fitur red-eye reduction.

Jadi, pelajari cara mengaktifkan dan menonaktifkan fitur red-eye ini di kamera anda, jika kamera anda mempunyai built-in flash. Sebab, setting ini adalah salah satu setting penting saat anda ingin memotret orang secara close up.

Langkah 10. Ubah Exposure Compensation.

Jika anda sering menggunakan exposure compensation, maka anda akan tahu bahwa anda beresiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang tidak memuaskan jika anda lupa mereset setting exposure compensation.

Jika anda menggunakan exposure compensation, pastikan bahwa anda tahu cara menyesuaikannya dan mengembalikannya lagi ke posisi 0. Teknik 12 akan membahas exposure compensation secara lebih detail.

Langkah 11. Mengubah Setting Khusus Lainnya.

Jika anda sering menggunakan fitur-fitur khusus, berarti anda juga perlu mempelajari cara menggunakannya, dan kemudian memastikan bahwa anda menonaktifkannya kembali saat tidak lagi diperlukan.

Nah, apakah saat ini anda sudah siap diuji?

Jika merasa sudah siap, lakukan latihan berikut ini:

  • Setting kamera digital anda untuk pemotretan mode portrait.

  • Aktifkan flash-nya.

  • Aktifkan fitur  red-eye reduction.

  • Set ISO-nya menjadi 100.

  • Set white balance untuk memotret dengan flash.

  • Review lagi untuk memastikan bahwa semua setting sudah sesuai.

  • Sekarang, set kamera digital anda untuk pemotretan mode landscape,
    dengan kondisi pencahayaan malam hari.

  • Set ISO-nya ke setting terendah.

  • Periksa apakah setting white balance-nya sudah tepat.

Jika anda bisa melakukan perubahan setting-setting ini hanya dalam 20 detik, berarti anda sudah siap untuk mempelajari teknik berikutnya.